19 C Jakarta
Saturday 23rd November 2024
By SamAzhar

RS. Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan: Peranan Media Massa dan Kesehatan Jiwa Kaum Urban

Fota bersama Blogger (dok. RS Jiwa Soeharto Heerdjan)

Menilik pepatah dalam bahasa Latin “Mens sana in corpore sano” yang artinya adalah “Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat”. Maksudnya jika jiwa seseorang sehat, maka tubuhnya akan sehat juga. Begitu pula sebaliknya (wikiquote.org).

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi sehat tidak melulu soal sehat badan saja tapi juga sehat secara jiwa dan pikiran serta hubungan manusia dengan yang lainnya. Kesimpulannya sehat berarti sesuatu yang berguna untuk melakukan aktifitas.
Jika seseorang sudah sehat secara fisik bagaimana dengan jiwa dan aspek sosialnya?
Dalam rangka memperingati Hari jadi (HUT) Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan yang ke 150, segenap direksi dan jajaran staf RSJ tersebut mengundang rekan-rekan blogger untuk ramah tamah serta temu muka untuk memperkenalkan kepada kami lebih dalam tentang pentingnya kesadaran terhadap kesehatan jiwa. Kami diajak berkeliling untuk melihat lebih dekat bagaimana rutinitas atau agenda kegiatan pasien selama mendapat perawatan dan pemulihan di rumah sakit ini. Dan walah saya pun kagum bahkan takjub dibuatnya.

Sambutan oleh Dirut RS Jiwa Soeharto Heerdjan (dok. Blogger Cihuy)

Kini Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan berbenah, segala upaya terus dilakukan. Hal ini dibuktikan pada perbaikan manajemennya. Tak hanya itu dari segi sarana dan prasarananya, citra RS Jiwa yang pada umumnya nampak menyedihkan dengan kesan bangunan tuanya, usang dan menyeramkan berangsur-angsur berubah dan sedang renovasi besar-besaran di sana sini. Walau dengan luas lahan RS yang tidak terlalu besar, tidak menghentikan langkah para dokter, psikiater, tenaga relawan (konselor) serta seluruh jajaran staf dan direksi untuk melayani masyarakat. Penyediaan fasilitas BPJS bagi pasien tidak mampu pun diterima dengan tangan terbuka di tempat ini.
Sejarah Berdirinya RSJ Soeharto Heerdjan
Tampak depan RS Jiwa Soeharto Heerdjan (dok. rsjsh.com)


Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan berdiri sejak jaman Belanda. Berdasarkan keputusan kerajaan dan Gubernur Belanda pada saat itu dimana pembangunannya dimulai pada tahun 1876. Perlahan lahan masyarakat sudah lebih dahulu mengenal dengan Rumah Sakit Jiwa Grogol, maka untuk menghilangkan citra atau stigma masyarakat pada tahun 1973 berganti nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Jakarta, lalu pada tahun 1993 sempat diubah kembali dengan nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta dan barulah kemudian pada tahun 2002 disahkan menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan hingga saat ini.

Interaksi blogger dengan dr. Safitri Wulandari spKJ selaku Ka. Instalasi Rehabilitasi Medik & Psikosial (dokpri)
Pada kesempatan itu pula kami beserta rekan-rekan blogger tak hanya puas diajak untuk berkeliling melihat kegiatan dan aktifitas pasien dengan masalah atau gangguan kejiwaan saja, tapi kami juga diajak untuk membuka mata hati dan pikiran dengan pemaparan beberapa narasumber. Bertempat di ruang serbaguna lantai 2 di Gedung Administrasi, presentasi pun digelar. Pada kesempatan ini yang hadir mengisi materi mengundang beberapa praktisi ahli baik itu dari dalam maupun luar RS Jiwa Soeharto Heerdjan.

Hasil karya lukisan pasien ODGJ (dokpri)

Pemateri pertama mengundang Budi Putra dengan latar belakang sebagai jurnalis dan kini beralih profesi menjadi blogger yang profesional. Singkat saja, Mas Budi menjelaskan bahwa perkembangan media sosial yang sangat cepat belum dimaksimalkan dengan kualitas penggunaannya. Kualitas konten  pada media mainstream semakin sedikit karena terkendala infrastruktur redaksi yang mahal karena selalu dipandang dari segi komersial. Sekarang ini pentingnya verifikasi dan moderasi suatu materi berita menjadi fokus utama yang harus diperhatikan. Mudah sekali seseorang mengambil sebuah berita yang belum jelas kebenarannya. Pada akhirnya berita itu viral tapi tanpa dikonfirmasi terlebih dahulu dan menjamurnya fake news (berita bohong) dan hoax. Peran blogger diperlukan, sebab menjadi media alternatif. Peran sosial media sebagai ‘dinding curahan hati’ dimanfaatkan oleh para blogger sebagai upaya menyaring pemberitaan miring yang acapkali beredar secara meluas. Dan keberadaan blogger tersebut juga sudah mendapat pengakuan untuk berkontribusi di tengah-tengah masyarakat.

Presentasi Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K) (dok. Blogger Cihuy)
Melalui #Germas yaitu Gerakan Masyarakat Sehat yang sedang dicanangkan oleh pemerintah. Fenomena Keswa (Kesehatan Jiwa) pada perkotaan atau Urban Mental Health menjadi polemik. Ada yang menarik perhatian saya, lewat pemateri kedua yaitu dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ seorang psikiater dari RSJ Soeharto Heerdjan yang merupakan aktifis yang giat dalam memperjuangkan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) agar ‘Indonesia bebas pasung’ sekaligus sebagai Ketua Umum PDSKJI DKI Jakarta dan mengetuai Panja RUU Kesehatan Jiwa Komisi IX DPR RI pada periode 2012-2014 setelah melalui proses panjang jatuh bangun akhirnya berhasil mengesahkan Undang Undang No 18 Tahun 2014.

Beliau memaparkan pengertian kesehatan jiwa menurut UU tersebut adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Berbagai upaya dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu dengan pendekatan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang bersinergi secara menyeluruh tentunya oleh seluruh elemen baik itu pemerintah pusat, daerah dan atau masyarakat.
Tujuan Utama Upaya Promotif adalah untuk:
1. mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal. 
2. menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ sebagai bagian dari masyarakat.
3. meningkatkan pemahaman, penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap Keswa.
Sebagai blogger yang notabene kami adalah wakil atau cerminan masyarakat kami diberi wawasan dan kesadaran betapa pentingnya upaya promotif dari lingkungan. Mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, tempat kerja, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga keagamaan dan tempat ibadah, lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan serta media massa terutama blogger.
Kenapa ‘media massa’ berperan penting? Agar informasi yang tersebar luas di masyarakat benar, ada langkah nyata tentang pencegahan dan penanganan gangguan kejiwaan. Adanya edukasi dan ajakan terhadap masyarakat akan fasilitas pelayanan di bidang Keswa tersebut. Sumber materi dan pemberitaan pun berimbang bukan malah sebaliknya yang malah akan mengarah kepada stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODGJ. Perlu adanya upaya promotif yang selalu kondusif, dalam artian tidak mengandung unsur kekerasan terhadap orang lain atau diri sendiri, tidak mengandung unsur pornografi dan tidak pula mendukung penyebarluasan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya.
Terdapat fakta unik yang dr. Nova beberkan bahwa DKI Jakarta menempati urutan pertama di Indonesia dengan gangguan psikotik sebanyak 124.000 orang menjadi penderitanya dimana sebanyak 763.000 orang atau sekitar 14,1% dengan gangguan kecemasan dan depresi (urutan kedua nasional). World Happiness Day atau Hari Bahagia Dunia selalu diperingati setiap tanggal 20 Maret di seluruh dunia.Menurut laporan dari SDSN (Badan PBB) dan the Ernesto Illy Foundation, memperlihatkan fakta tehadap paradigma bahwa mengurangi kesengsaraan lebih penting daripada meningkatkan kesenangan dan memperbaiki kehidupan seseorang yang sudah bahagia hanya akan memberikan dampak lebih kecil jika dibandingkan dengan membebaskan seseorang dari kesengsaraan. Prediksi gangguan jiwa terbesar terdapat di 3 negara maju yaitu AS, Inggris dan Australia. Kesehatan jiwa di Indonesia sendiri juga merupakan faktor penting penyebab kesengsaraan tetapi tidak sepenting dan sekuat faktor lapangan pekerjaan.
Seiring sejalan dengan hal di atas, Pemateri yang ketiga membahas masalah bahaya adiksi internet dengan pornografi. Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ ( K ), seorang psikiater anak dan remaja menyampaikan bagaimana bahayanya adiksi terhadap gawai, situs-situs porno, dan beberapa dampak buruknya. Fokus utama RS Jiwa Soeharto Heerdjan terhadap kesehatan jiwa perkotaan menjadi pondasi bagi rumah sakit ini untuk terus optimal dalam menjalankan tugasnya, menerima dan membantu memulihkan bahkan menyelamatkan orang-orang yang terindikasi mengalami gangguan jiwa.
  • 2 Comments
  • May 3, 2017

Comments

  1. Valka
    May 5, 2017

    Waah terima kasih ka Oo sudah menuliskannya dengan baik. Jd makin tau deh ttg gangguan jiwa. Yuk rangkul ODGJ!

  2. Nefertite Fatriyanti
    May 11, 2017

    Peran serta masyarakat memang dibutuhkan agar mereka kembali bisa mandiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *