By SamAzhar
Ramaikan “Ramadan Raya Feast” di Pasaraya Blok M
PT Pasaraya Toserbajaya atau yang dikenal dengan nama PASARAYA memulai kiprahnya di Indonesia dengan nama Sarinah Jaya yang didirikan pada tahun 1974. Sarinah Jaya merupakan departement store terkemuka yang menjual kesenian dan kerajinan tangan tradisional.
Gerai yang terletak di Gedung Sarinah, Jakarta ini kemudian mulai dikenal melalui merchandise otentik yang berasal dari seluruh wilayah di Nusantara. Kemudian pada tahun 1984 dilakukan ekspansi besar-besaran dengan memperluas area retail, menjadikannya departement store terbesar di Indonesia dengan nama PASARAYA.
Sampai dengan saat ini, PASARAYA telah melewati empat dekade dimana terus berdiri kokoh dan bertransformasi menjadi pusat perbelanjaan dan hiburan yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. Dengan berbagai tantangan yang telah dihadapi dan menanti ke depan, PASARAYA pun mengubah wajahnya dengan lebih mengutamakan harapan masyarakat dari sebuah pusat perbelanjaan yang memenuhi gaya hidup masa kini.
Kini fenomena munculnya generasi millenial yang mendatangi pusat perbelanjaan (shopping centre) tidak hanya untuk kepentingan berbelanja saja, tapi mereka juga mencari sebuah experience (pengalaman). Oleh sebab itulah sekarang, PASARAYA menangkap peluang ingin menarik perhatian generasi milenial agar dapat berkunjung ke pusat perbelanjaan dengan berbagai aktivitas di dalamnya.
Dokumentasi Pribadi |
Menyambut bulan suci Ramadan, PASARAYA The Pride of Indonesia menggelar Ramadan Raya Feast 2018. Bertempat di Pasaraya Blok M dari mulai 24 Mei hingga 10 Juni 2018. Pada Senin (28/5) pekan yang lalu dilakukan konperensi pers dengan mengundang media dan blogger terkait peluncuran kegiatan tersebut.
Foto keempat narasumber konpers Ramadan Raya Feast 2018 |
Bersama narasumber CEO PASARAYA Ibu Medina Latief, Head Of Marketing Communications Mbak Patricia Veronica, Mas Takaeda selaku musisi dan bintang tamu sekaligus mengundang Bapak Saifuddin dari Bayt Al Qur’an Museum Istiqlal, Taman Mini Indonesia Indah. Obrolan santai sore itu dihiasi dengan hiburan tarian Sufi dan tausyiah serta ditutup dengan buka bersama di food court Dapur Raya.
Buka puasa bersama media dan blogger |
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki rekam jejak yang panjang mengenai perjalanan Islam, salah satunya tergambarkan dari peninggalannya seperti Al-Quran.
Pasaraya, sebagai pionir pusat perbelanjaan modern di Ibu Kota pada Ramadan 1439 Hijriah kali ini ingin menyajikan sesuatu yang berbeda yakni Qur’an Exhibition (pameran Al Qur’an) dengan menghadirkan tujuh macam Al-Qur’an terunik yang dihimpun dari seluruh Indonesia mulai dari Al Qur’an terbesar, terkecil, tertua, terberat, terindah, tertebal, hingga terkuno.
CEO PASARAYA Medina Latief mengatakan, bahwa komplek perbelanjaan PASARAYA Blok M telah menjadi tempat berkumpulnya para milenials. Beriringan dengan kemunculan start up (perusahaan rintisan) dan teknologi baru yang berkantor di PASARAYA. Itu sebabnya, melalui Pameran Al Qur’an, PASARAYA ingin mengajak mereka memahami lebih dekat mengenai Al Qur’an.
Pak Saifuddin saat menjelaskan salah satu Mushaf Qur’an kepada Ibu Medina Latief |
Sebagai panduan kehidupan umat manusia, ajaran Al Qur’an tidak hanya perlu dibaca, tapi juga wajib dipahami maknanya dan dipraktekkan dalam keseharian untuk membangun karakter yang kuat, imbuh Bapak Saifuddin.
Pak Saifudin sangat berterima kasih kepada pihak PASARAYA yang memiliki inisiati kuat dan antusiasme luar biasa dengan mengundang Bayt Qur’an Museum Istiqlal untuk menghadirkan koleksi yang mereka miliki untuk dipamerkan di sini. Tak lain dan tak bukan misi dan tujuan mulia di bulan penuh rahmat dan ampunan ini agar makin menumbuhkan kecintaan dan minat terhadap Al Qur’an di hati masyarakat. Insya Alloh berkelanjutan.
“PASARAYA” terus berkembang dan mengikuti kebutuhan masyarakat, khususnya kaum milenial yang terus tumbuh di Indonesia. Ramadan menjadi momentum yang sangat bagus untuk membangun karakter milenial melalui program seperti Pameran Al Qur’an ini, ujar Ibu Medina Latief pada konpers di Pasaraya Blok M, Jakarta, Senin (28/5).
Tujuh Al Qur’an unik yang dipamerkan ini memiliki cerita tersendiri. Di antaranya:
Koleksi Mushaf Al Qur’an (dokpri) |
1. Mushaf Wonosobo
Ki-ka (Mbak Patricia, Pak Saifuddin dan Ibu Medina Latief) |
Mushaf ini didaulat sebagai Al Qur’an terbesar di Indonesia. Dipamerkan setiap harinya di Museum Bayt Al Qur’an TMII, Mushaf berukuran 2×3 Meter dengan berat sebesar 150 kg ditulis dengan tangan langsung oleh dua orang santri Ponpes Al Asy’ariyah, Wonosobo Jateng pada tahun 1991-1993.
2. Mushaf Istanbul
Untuk kategori Al Qur’an terkecil yang merupakan hibah dari Turki untuk Indonesia. Mushaf tersebut ditulis oleh Sayid Muhammad Abdul Latif yang berasal dari Arab Saudi yang diterbitkan pada 1401 Hijriah atau sekitar tahun 1980-an.
3. Mushaf Tertua
Dari namanya saja sudah jelas jika kumpulan surat yang dibukukan dalam Al Qur’an tertua di dunia yang berasal dari Masyhad Husaini pun turut disuguhkan kepada khalayak. Diperkirakan ditulis pada akhir abad ke 1 atau awal abad ke 2 Hijriah, tanpa tanda titik dan tanda baca alias huruf gundul. Diklaim menjadi salah satu dari ketujuh salinan mushaf yang dikeluarkan oleh Ustman bin Affan.
4. Mushaf Istiqlal
Kategori ini berbeda dari yang lain karena terletak dari keindahannya. Kenapa begitu indah? Sebab memiliki 40 macam keragaman hias yang diambil dari motif di tanah air. Saking indahnya dikerjakan begitu detil sehingga memakan waktu selama 4 tahun. Menakjubkan!
5. Mushaf marmer
Marmer merupakan jenis bebatuan. Bisa dibayangkan betapa beratnya jika dijadikan bahan untuk mushaf. Tak pelak ini jadi mushaf terberat karena menggunakan marmer jenis White Carrara.
Mushaf yang menyerupai manuskrip kuno bila dilihat secara sekilas.
7. Mushaf Braille
Mushaf bagi para penyandang tuna netra ini secara khusus dibuat 1 jus menjadi 1 buku. Bayangkan betapa tebalnya ya di dalam 30 jus terdiri dari 30 buku? Maka dicap menjadi mushaf tertebal yang diterbitkan dan dimiliki oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pada 2012 dan 2013.
Selain itu pada acara Ramadan Raya Feast Pasaraya ini nanti juga menghadirkan berbagai kegiatan lainnya seperti tausiyah, pameran kaligrafi, talkshow, fashion bazaar, dan berbagai hiburan seperti live akustik, tarian sufi dan obrolan humor religi.
Koleksi Kaligrafi yang dipamerkan |
Koleksi kaligrafi yang dipamerkan pun terdiri dari 16 buah, di antaranya 4 buah kaligrafi dekorasi, 4 kaligrafi hiasan mushaf, 4 kaligrafi naskah dan 4 kaligrafi kontemporer.
Tak ketinggalan lomba hafalan surat pendek bagi hafidz cilik, lomba kaligrafi.
Oia selama bulan Ramadan ini, pihak PASARAYA menawarkan promo diskon hingga 70% untuk produk busana Muslim Al Madina dan Travel Bag, serta diskon hingga 80% untuk produk bermerk seperti Sport Station, Kidz Station, Kickers, Pierre Cardin, Andrew, dan Camel.
Nah, Ibu Medina menambahkan besar harapan beliau sehubungan dengan rangkaian acara pada Ramadan Raya Feast ini menjadi momentum yang lebih positif ke depannya bagi PASARAYA khususnya untuk perubahan yang lebih baik lagi. Serta mampu berkontribusi memberikan sensasi pengalaman yang berbeda dan semangat baru bagi para millenial dalam menjalankan ibadah puasa.
Amiin allahuma amiin.
Rach Alida Bahaweres
May 31, 2018Halo mas Sam, aku kagum deh dengan 7 jenik alquran terunik yang dipamerkan. Asik ya Pasaraya sekarang makin bagus dan terlihat mewah skali
DiCapriadi
June 1, 2018Keknya pameran Al-Quran yang di dalam Mall baru kali ini deh, gass ke PASARAYA lah.
Kurnia amelia
June 1, 2018Seru ya belanja sekaligus liat pameran Al-Qur'an.
Nunik Utami
June 6, 2018Mas Sam, itu Al Quran yang terkecil, unik bener, sih. Aku jadi kepengen lihat orang baca itu. Pasti sambil pegang kaca pembesar, ya 😀
SamAzhar
June 6, 2018Malah mirip sama mahar/ mas kawin gitu yaa Mbak ;D
Cerita Keluarga Fauzi
June 6, 2018Al Quran teruniknya lucu banget mas…gemez lihatnya