19 C Jakarta
Thursday 21st November 2024
Pesan Semangat Pantang Menyerah dalam Film Glo Kau Cahaya
By SamAzhar

Pesan Semangat Pantang Menyerah dalam Film Glo Kau Cahaya

Penari Tifa dari Papua memeriahkan Acara Gala Premiere Film Glo Kau Cahaya (dokumentasi pribadi)

Dalam hidup pastilah kita mengalami menang dan kalah, jatuh-bangun, pasang-surut atau suka dan duka yang mewarnai keseharian setiap orang. Wajar jika terkadang manusia berada dalam kondisi sedang terpuruk atau bahkan hingga merasa putus-asa. Tak jarang mereka ingin memutuskan untuk berhenti dan menyerah pada keadaan. Padahal masih banyak peluang dan kesempatan lain yang terbuka di luar sana. Tergantung pada kemauan dan semangat kita dalam mengejar cita-cita serta impian tersebut.

Foto bersama sang Sutradara dari film Glo Kau Cahaya, Kak Ani Ema Susanti 


Penggambaran kejadian di atas kurang lebih sama, seperti yang terjadi dengan kisah Glo dalam film “Glo Kau Cahaya“. Aku bersyukur mendapatkan kesempatan berharga menghadiri undangan Gala Premiere film layar lebar ‘Glo, Kau Cahaya’ yang digelar di bioskop XXI Bintaro Jaya Xchange, kawasan Tangerang Selatan pada Senin (6/3) malam. Selain menonton filmnya, Gala Premiere ‘Glo, Kau Cahaya’ juga dimeriahkan dengan sesi Chit-Chat para kru dan pemain bersama awak media, Meet and Greet para pemeran utama, hingga penampilan tarian Tifa khas dari Papua, dan sesi foto bersama para tamu undangan VIP dan beberapa talent.

Film ini sendiri merupakan film panjang pertama karya dari sutradara muda Kak Ani Ema Susanti. Setelah sebelumnya telah menghasilkan beberapa film pendek dan dokumenter. Glo Kau Cahaya dibintangi oleh sederet aktris dan aktor tanah air berbakat baik muda hingga yang telah senior, di antaranya ada Tatyana Akman, Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Wulan Guritno, dan Anggun C Sasmi.

Poster Gala Premiere Film Glo Kau Cahaya (dokpri)

Sudut pandang yang diangkat dalam film ini ingin bercerita tentang sosok Gloria, anak gadis berprestasi yang berasal dari Papua yang memiliki minat dan bakat menjadi atlet renang. Sungguh tak mudah menjadi Glo yang tengah berjuang menghadapi depresi setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Bak jatuh tertimpa tangga, ia juga mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya dengan penyakit yang sebetulnya telah menahun dideritanya. Meski dibantu dengan kursi roda, dari ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI yang digelar di Papua, Glo belajar mengenal apa itu esensi kemenangan yang sesungguhnya.


Pada kesempatan tersebut Produser Eksekutif Bang Hamka Handaru meyakini bahwa film ‘Glo, Kau Cahaya’ akan diterima masyarakat Indonesia meskipun saat ini sedang digempur dengan genre horor yang tengah menjadi tren di tengah masyarakat. Pesan dalam film ini salah satunya bertujuan untuk memberikan legacy (warisan bagi anak cucu) kepada masyarakat Papua. Pihaknya ingin mengirimkan pesan bahwa Papua juga mampu dan bisa sejajar dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Menurut bang Hamka sebuah kehormatan bisa menyelesaikan produksi layar lebar ini. Besar harapan semoga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini beliau sampaikan di depan awak media dan tamu yang hadir ketika sesi konferensi pers digelar.

Sementara itu, Tatyana Akman mengungkapkan tawaran memerankan tokoh Gloria, yang merupakan tokoh utama dalam film tersebut, datang bagaikan sebuah jawaban alam semesta atas keinginannya. Tatyana bercerita sewaktu sebelum dapat kepercayaan memerankan karakter ini, sempat terbesit keinginan untuk memainkan role di film coming of age dengan karakter yang berjuang untuk kesehatan mentalnya. Bak gayung bersambut tak lama kemudian doanya terjawab sehingga langsung setuju untuk memerankan Gloria. 

Ia pun mengatakan bermain sebagai Gloria memiliki tantangan tersendiri. Sangat sulit sebenarnya karena mau tidak mau harus belajar logat, berlatih menekuni olahraga renang, serta (mengungkapkan) penjiwaan emosi yang dirasakan Gloria juga berat sekali. Ditambah lagi berkejaran waktu dengan jadwal Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional) yang akhirnya hanya dapat waktu reading selama tiga hari saja.  

Pada kesempatan yang sama, aktor Kevin Royano mengakui tantangan yang dihadapi untuk memerankan karakter dalam film ini sangat besar dan membuat dirinya merasa takut sejak awal. Hal tersebut disebabkan oleh peran yang ia mainkan sangat jauh dengan kesehariannya dari mulai cara berbicara, bahasa, budaya, aktivitas fisik, dan lain sebagainya. Kevin sempat berpikir untuk mundur dari project ini karena merasa kurang mampu atau pantas. Namun, pada akhirnya dia tetap memutuskan untuk lanjut dan menunjukkan semua kemampuan yang ia bisa.

Ia pun berharap film ‘Glo, Kau Cahaya’ ini bisa menginspirasi siapa pun yang menontonnya. Edukasi lewat film sangat penting, dengan begitu kita bisa memperkenalkan budaya indonesia yang sangat kaya kepada dunia. Kevin berharap Film Glo Kau Cahaya bisa memberikan kenangan yang manis untuk para penontonnya.


Adapun pemeran pendukung, Monalisa Sembor bersyukur karena bisa terlibat dalam film ‘Glo, Kau Cahaya’. Kesempatan ini merupakan debut perempuan asli Papua di dunia perfilman. Mona merasa bersyukur atas kesempatan dari Tuhan memperoleh peran supporting dalam film Glo, Kau Cahaya. Sejak awal membaca sinopsis ini ia mengakui langsung tertarik karena banyak juga anggota keluarganya yang mengikuti Peparnas, sehingga bisa merasakan betul bagaimana perjuangan hidup mereka.

Sementara itu, Wulan Guritno juga mengungkapkan alasannya tertarik terlibat dalam film ini. Menurutnya dari segi ceritanya keren banget. Tentang seseorang yang mendapatkan sebuah cobaan tetapi kemudian mencoba keluar dari situ, lalu dengan penuh semangat kembali ke dunia sebelumnya dengan keadaan yang sekarang. Wulan pun berharap para penonton nantinya mendapatkan sesuatu dari film ini. Dia menjelaskan bahwa film itu adalah jendela atas kehidupan-kehidupan yang ada, kejadian-kejadian, situasi-kondisi yang mungkin tidak alami secara langsung tetapi kemudian kita bisa terinformasikan lewat film. Sehingga kita bisa menyampaikan sesuatu atau mengedukasi sesuatu lewat sebuah film.

Adapun Mamat Alkatiri bercerita bagaimana ketika dirinya bermain peran yang cukup menantang dalam film ini. Kenapa dikatakan cukup menantang? Karena Mamat terutama bagaimana perannya yang harus selalu ceria di tengah masalah (yang dihadapi) oleh teman-temannya, serta karakter sebagai seorang rapper yang benar-benar cukup menantang baginya.

Menurutnya film ini adalah sebagai sebuah bentuk apresiasi keberagaman akan kemajemukan yang ada di tanah air. Film ini tak hanya mengangkat sosok semangat disabilitas melawan ketidakberdayaan, tetapi juga peran perempuan dalam segala bidang, bagaimana kemajuan pesat di Papua dan menunjukkan bagaimana bentuk sistem dukungan yang utama agar selalu bangga pada prestasi putra-putri Indonesia. wujud bela negara dalam bidang olahraga, Hal yang tidak kalah menarik adalah bentuk sistem dukungan yang utama dari keluarga, dimana sang sutradara, kak Ani Ema juga pernah menunjukkan sebagai mantan pekerja migran Indonesia yang berprestasi

Jadi pesan yang saya dapatkan dalam film ini adalah kita sebagai manusia tidak perlu mengkhawatirkan kondisi (keadaan) yang sedang dialami saat ini. Teruslah berjuang agar menjadi pemenang. Dari 1000 kegagalan pasti ada 1 keberhasilan. Ingatlah bahwa padi yang dipanen hari ini tidak ditanam kemarin sore. Jadi tidak ada manusia yang gagal, yang ada adalah manusia yang berhenti untuk mencoba.

Tetap semangat, gapai mimpi setinggi-tingginya dan percaya bahwa kita sendiri adalah cahaya yang selalu menyinari langkah kita sehari-hari. Aamiin

Setelah Gala Premiere di Bintaro kemarin, film ini rencananya akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia hari ini Kamis, tanggal 9 Maret 2023. Jangan lupa nonton ya. Ayo ajak seluruh keluarga menonton film Glo Kau Cahaya di bioskop kesayangan di kota kalian.


  • No Comments
  • March 9, 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *