By SamAzhar
Perlunya Menumbuhkan Kesadaran Bencana Sejak Usia Dini
Ilustrasi praktik kesiapsiagaan bencana di sekolah |
Sepanjang tahun 2018 bisa dikatakan tahun
dirundung duka untuk Indonesia. Bagaimana tidak berbagai jenis bencana seolah
singgah di tanah air , mulai dari gempa (NTB), banjir di Bandung, banjir
bandang Tasikmalaya, meletusnya Gunung
Anak Krakatau, puting beliung di Cianjur dan bencana teranyar yang memakan banyak
korban yaitu likuifaksi dan Tsunami di wilayah Palu, Sigi dan Donggala. Belum
lagi kejadian Tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan Lampung di penghujung tahun. Bencana ini
datang tanpa mengenal musim, seakan tak mengenal jeda dan bertubi-tubi tanpa
permisi.
dirundung duka untuk Indonesia. Bagaimana tidak berbagai jenis bencana seolah
singgah di tanah air , mulai dari gempa (NTB), banjir di Bandung, banjir
bandang Tasikmalaya, meletusnya Gunung
Anak Krakatau, puting beliung di Cianjur dan bencana teranyar yang memakan banyak
korban yaitu likuifaksi dan Tsunami di wilayah Palu, Sigi dan Donggala. Belum
lagi kejadian Tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan Lampung di penghujung tahun. Bencana ini
datang tanpa mengenal musim, seakan tak mengenal jeda dan bertubi-tubi tanpa
permisi.
Bencana kegeologian di Indonesia (dok. BNPB) |
Indonesia
merupakan negara dengan potensi bencana
alam sangat tinggi khususnya untuk bencana gempa bumi, letusan gunung berapi,
dan Tsunami. Karena Indonesia bagian dari kepulauan yang secara geografis
terletak di antara tiga lempeng besar dan juga berada di ring of fire sehingga kemungkinan
bencana dapat terjadi kapan saja. Menurut Wisner, bencana alam yang terjadi di
Indonesia tergolong ke dalam bencana tipe rapid onset atau bisa disebut kejadian
yang berlangsung cepat dan memiliki total resiko kematian hingga mencapai 13%.
merupakan negara dengan potensi bencana
alam sangat tinggi khususnya untuk bencana gempa bumi, letusan gunung berapi,
dan Tsunami. Karena Indonesia bagian dari kepulauan yang secara geografis
terletak di antara tiga lempeng besar dan juga berada di ring of fire sehingga kemungkinan
bencana dapat terjadi kapan saja. Menurut Wisner, bencana alam yang terjadi di
Indonesia tergolong ke dalam bencana tipe rapid onset atau bisa disebut kejadian
yang berlangsung cepat dan memiliki total resiko kematian hingga mencapai 13%.
Guna mengurangi
dampak bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tak henti-hentinya mensosialisasikan
mitigasi bencana dan penanggulangannya di berbagai tempat. Termasuk dalam
lingkup institusi pendidikan yaitu intra sekolah.
dampak bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tak henti-hentinya mensosialisasikan
mitigasi bencana dan penanggulangannya di berbagai tempat. Termasuk dalam
lingkup institusi pendidikan yaitu intra sekolah.
Sumber: act.or.id |
Pemberdayaan
anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal
membangun masyarakat yang sadar akan bencana. Sehingga ketika terjadi bencana
siswa, guru dan masyarakat tidak lagi kebingungan dan panik karena telah
memahami bagaimana cara menanggulangi risiko bencana. Dengan harapan
pengetahuan yang didapat disebarkan pada lingkungan sekitar dalam rangka
mengurangi risiko bencana (disaster risk).
anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal
membangun masyarakat yang sadar akan bencana. Sehingga ketika terjadi bencana
siswa, guru dan masyarakat tidak lagi kebingungan dan panik karena telah
memahami bagaimana cara menanggulangi risiko bencana. Dengan harapan
pengetahuan yang didapat disebarkan pada lingkungan sekitar dalam rangka
mengurangi risiko bencana (disaster risk).
Semua faktor itu tentunya akan mengakrabkan
Indonesia dengan berbagai kemungkinan bencana alam. Oleh sebab itu, diperlukan
kesadaran masyarakat mengenai bencana alam, khususnya anak-anak sekolah yang
sangat rentan terdampak jika bencana terjadi di saat jam sekolah.
Indonesia dengan berbagai kemungkinan bencana alam. Oleh sebab itu, diperlukan
kesadaran masyarakat mengenai bencana alam, khususnya anak-anak sekolah yang
sangat rentan terdampak jika bencana terjadi di saat jam sekolah.
Tips bagi Anak Menghadapi Bencana Alam
Dikutip
dari parents.com, berikut ini hal-hal yang bisa orang tua arahkan kepada
anak sebagai persiapan jika bencana alam terjadi:
dari parents.com, berikut ini hal-hal yang bisa orang tua arahkan kepada
anak sebagai persiapan jika bencana alam terjadi:
Sumber: guesehat.com |
- Jangan ragu untuk memantau
berita mengenai tanda-tanda bencana alam, yang paling mudah adalah dengan
memantau cuaca hari ini. Kamu bisa melihat kondisi alam melalui situs
resmi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). - Beri anak fakta. Mungkin anak
akan penasaran mengenai berita badai atau gempa yang mereka lihat di televisi. Orang tua bisa memberi tahu
mereka yang sebenarnya, namun jangan sampai terkesan menakut-nakuti. Kita
bisa coba mengatakan ke mereka, “Terkadang
hal seperti ini bisa terjadi, sangat jarang namun bukan tidak mungkin ya,
Nak.” - Ajak keluarga membuat rencana
jika bencana alam terjadi. Dalam hal ini, libatkan pasangan serta
anak-anak. Sebelumnya, jangan lupa untuk mencari tahu hal-hal apa saja
yang seharusnya dipersiapkan, seperti pos evakuasi, barang-barang yang
harus diselamatkan, dan lain-lain. Alangkah lebih baik jika ortu bisa
membuat rencana untuk berbagai bencana alam, misalnya gempa bumi, badai,
gunung meletus, banjir, dan sebagainya. - Siapkan disaster kit atau
kotak siaga. Rencana menghadapi bencana alam tanpa alat-alat akan menjadi
tidak sempurna. Selain memberi tahu anak alat apa saja yang dibutuhkan,
libatkan pula dirinya untuk mengumpulkan alat-alat tersebut. Tentunya
hal ini akan membuat ia merasa bangga, karena bisa menjadi penyelamat
keluarganya (family rescued).
Disaster Kit atau Tas Siaga |
Pada
akhirnya, faktor penentu tingkat keselamatan akibat bencana alam di sekolah
adalah hal kunci untuk diperhatikan mengingat bencana bisa datang kapan saja,
siswa yang secara langsung merespon ketika terjadi bencana alam, misalnya gempa
bumi yang terjadi di jam sekolah, kesiapsiagaan melalui pelatihan dan edukasi
menjadi hal penting dalam bagian preventif sebelum munculnya korban di kalangan
paling rentan di sekolah, yaitu para
siswa.
akhirnya, faktor penentu tingkat keselamatan akibat bencana alam di sekolah
adalah hal kunci untuk diperhatikan mengingat bencana bisa datang kapan saja,
siswa yang secara langsung merespon ketika terjadi bencana alam, misalnya gempa
bumi yang terjadi di jam sekolah, kesiapsiagaan melalui pelatihan dan edukasi
menjadi hal penting dalam bagian preventif sebelum munculnya korban di kalangan
paling rentan di sekolah, yaitu para
siswa.
Program-program semacam ini akan menjadi penentu
tingkat keselamatan akibat bencana alam bagi siswa. Karena kesiapsiagaan
melalui pelatihan dan edukasi menjadi hal penting dalam bagian preventif
sebelum terjadinya bencana. Semoga kedepannya lahir sekolah cerdas-sekolah
cerdas baru di negeri ini, yang mampu mengedukasi seluruh lapisan masyarakat
mengenai bencana, agar kedepannya Indonesia menjadi negara yang siaga bencana.
Wassalam. Semoga bermanfaat!
Salam,
Sam
#jurnalazhar