19 C Jakarta
Thursday 21st November 2024
By azharssc

Belajar dari RB Sutarno Pegiat Lingkungan Kampung Berseri Astra RW 01 Sunterjaya

 

Persoalan sampah pastilah menjadi masalah di setiap daerah. Tak terkecuali di wilayah perkotaan. Sampah dapat mencemari lingkungan seperti di sungai, tanah bahkan udara. Sehingga membuat wilayah tertentu menjadi tidak sehat dan tentu saja akan menggangu kehidupan dan penghidupan bagi makhluk hidup yang tinggal di habitat tersebut.

Pemilik nama RB Sutarno, berkat kepiawaiannya siapa sangka perjuangannya mempercantik lingkungan akhirnya membuahkan hasil dan ditiru oleh para tetangga dan berdampak masyarakat sekitar. Kini persoalan pelik mengenai sampah, banjir, pemukiman kumuh atau kotor tidak lagi mengganggu kesehariannya. Ajaran budi pekerti keluarga dan modal ilmu pengetahuan yang dibawa selama ini dipelajarinya lalu dipraktikkan di kediaman yang ia tinggali sekarang.

Dijuluki sebagai Program Kampung Iklim (Proklim) Berseri Astra (KBA) Sunter Jaya Pemukiman tempat Pak Tarno tinggal yang terletak di RW 01, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu kini menjadi lebih hijau dan asri. Warga pun dapat menikmati udara segar dari hijaunya pepohonan di kampung tersebut. Beberapa pohon yang ditemui seperti palem, belimbing, jeruk, hingga mangga bisa ditemui berjejer di gang-gang RW 01. Belum lagi dengan belasan pot yang digantung, tanaman hias yang merambat pada tiap langit-langitnya, ada juga gentong-gentong plastik berwarna-warni dengan fungsi yang ditujukan berbeda. Beberapa menjadi penyimpanan sampah organik, sedangkan gentong lainnya dimanfaatkan menjadi kolam ikan lele.

Sejak tahun 2009, mantan guru sekolah dasar itu pun mencoba untuk menyadarkan warga untuk lebih peduli pada lingkungannya. Berawal dari kemitraannya dengan salah satu komunitas dari Sunter Indah, dia mencoba untuk melatih warga mengelola sampah rumah tangga dari sumbernya. Sampah organik harus dipisahkan untuk dijadikan kompos. Sementara sampah anorganik didaur ulang dan masuk ke bank sampah.

Kemudian pada 2010 dimulailah gerakan kampung hijau dari pemerintah. Pak Tarno mulai dari tingkat RT untuk melakukan penghijauan, dengan menggandeng pengurus RT dan RW. Setiap RT membentuk tim hijau yang dikordinasikan oleh pengurus RW 01.

Masuknya bantuan dari CSR Astra Honda Motor yang sudah terlebih dahulu membantu bank sampah, membuat gerakan kampung hijau semakin meluas. Perlahan citra RW 01 Sunterjaya pun berubah.

Sebagai tempat pembibitan, RB Sutarno membuat taman mini di lantai dua rumahnya. Taman seluas 150 meter itu sepenuhnya berwadahkan pot. Pohon pisang, kelor, palem, cabai, pegagan hingga lidah buaya nampak berjejer memenuhi konsep urban farming miliknya. Taman itu dilengkapi dengan dua kolam ikan lele. Kolam ikan dibangun dengan susunan behel tak bersemen dari lembaran terpal yang melapisi kolam. Air kolam itu pun diambil dari limbah air AC (Air Conditioner). Taman di rumah Pak Tarno pun sudah mengambil konsep kebun dan kolam gizi. Jadi dengan begitu kita bisa langsung memanen sayuran dan ikan misalnya minimal untuk dikonsumsi sendiri.

Tak pelak, rumah beliau kini menjadi tempat pembelajaran pengelolaan sampah baik itu yang organik maupun anorganik. Astra membantu merenovasi rumah pribadi Pak Tarno hingga layak untuk dijadikan rumah belajar. Astra juga melengkapi alat-alat produksi kompos di rumahnya. Meski terletak di gang sempit, rumah itu bisa menampung belasan orang yang hendak belajar cara pengelolaan sampah yang benar dan efektif.

Khusus untuk sampah organik, ia membuat alat-alat komposter untuk memproduksi pupuk kompos baik cair maupun padat. Bapak Sutarno juga membuat tong khusus untuk menampung sampah organik yang akan dipanen setiap pekan. Sampah itu lantas diurai menjadi pupuk cair siap jual.

Jadi ada 4 jenis tanaman yang Pak Tarno kembangkan di taman mini di pekarangan rumahnya, diantaranya meliputi:

1. Jenis tanaman dekorasi (berupa tanaman hias atau punya nilai keindahan).

2. Jenis tanaman konsumsi (daun bawang, seledri, bayam Malabar, Brazil, dan banyak macam lainnya).

3. Jenis tanaman obat: segala tanaman yg memiliki manfaat untuk kebugaran dan juga untuk mengatasi gangguan kesehatan.

4. Tabulapot (tanaman buah dalam pot). Aneka tanaman dalam buah. Kalau pembeli ingin bisa tinggal langsung diangkut saja.

Besar harapan beliau, dengan adanya proklim bisa membantu masyarakat untuk melakukan mitigasi dan adaptasi bencana terhadap perubahan iklim. Ketika terjadi kelangkaan pangan akibat bencana warga bisa mengambil makanan dari kebun gizi dan kolam gizi di sekitarnya.

Mitigasi bencana ala Proklim KBA RW 01 Sunter Jaya sangat bermanfaat ketika pandemi melanda negeri ini sejak tahun 2020 lalu. Banyak warga yang otomatis tidak bisa bepergian selama pandemi. Tidak sedikit diantara mereka yang pendapatannya jadi berkurang karena kesulitan ekonomi.

Dampaknya berpengaruh terhadap ketahanan pangan warga. Untuk tetap memenuhi standar gizi yang baik, warga semakin giat merawat tanaman yang bisa dikonsumsi. Mereka bisa mendapat asupan tambahan dari sayuran, buah dan ikan yang mereka tanam. Warga juga menanam apotek hidup seperti jahe, temulawak, kunyit, dan sebagainya untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Tekanan psikologis karena sepanjang hari harus berada di rumah membuat warga RW 01 mencari kegiatan. Menurut Sutarno, aktivitas berkebun di lahan sempit yang sudah dicontohkan dari kampung proklim mereka terapkan. Akhirnya mereka tidak stres karena memikirkan nasib selama di rumah saja.

Buah hasil kerja keras program Pak Tarno bisa dinikmati sekarang. Selain dapat menanggulangi banjir, RW 01 juga mendapat trofi Kampung Proklim dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup pada 2016. Padahal, Pak Tarno menjelaskan, wilayah perkotaan yang mendapatkan trofi tersebut terbilang sedikit. Sehingga saat ini wilayah KBA Sunter Jaya menjadi wilayah percontohan oleh KLHK untuk Kampung Proklim untuk tipe perkotaan. Melalui dedikasi selama belasan tahun pun RB Sutarno pun mendapat prestasi Kalpataru Tingkat Nasional. Pak Sutarno meraih kalpataru untuk kategori pembina atas prestasinya membangun Proklim KBA Sunter Jaya.

Sebelum pandemi, reputasi RW 01 sebagai kampung proklim mengundang tamu dari seantero daerah di tanah air untuk berkunjung dari Aceh hingga Papua. Beliau menimpali, tamu-tamu luar negeri juga melakukan studi banding ke RW 01. Mereka ingin belajar pengelolaan sampah dan bagaimana menerapkan pemukiman padat penduduk menjadi hijau. Pak Tarno menambahkan, menurut beliau keberhasilan itu tidak serta merta datang dengan sendirinya tapi harus dimulai dari sendiri, kemudian ke lingkungan terdekat terutama keluarga selanjutnya bergerak ke sekeliling atau lingkungan sekitar.

Perlunya sinergi dan kolaborasi aksi (kolaboraksi) banyak pihak. Seperti halnya filosofi ilmu pohon, semakin sering daun dan buahnya itu dipetik maka akan tumbuh dengan subur dan segar. Jadi selama baik untuk sesama lakukan yang terpenting bukan untuk merusak apalagi mengeksploitasi.

  • No Comments
  • October 25, 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *