By SamAzhar
Belajar bareng Bimas Islam tentang Pentingnya Literasi Informasi bagi Generasi Milenial
Dokumentasi Pribadi |
Pada
era teknologi informasi seperti saat ini, media daring atau online memiliki peran strategis dalam
kapasitasnya sebagai referensi bagi masyarakat dalam memperoleh berita. Nah
berkorelasi dengan pemberitaan yang beredar misalnya bertemakan tentang agama,
terdapat kecenderungan masyarakat menerima berita tersebut mentah begitu saja
tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Sejumlah berita yang bertendensi
agama seringkali digoreng (baca: dipelintir sedemikian rupa) dan menyebar secara radikal di media sosial dan telah
menjadi konsumsi masyarakat secara luas. Padahal permasalahan tersebut masuk
dalam ranah privasi orang per orang. Sudah barang tentu isu yang sensitif jika
diangkat terus ke permukaan akan terjadi gesekan yang menimbulkan perpecahan.
era teknologi informasi seperti saat ini, media daring atau online memiliki peran strategis dalam
kapasitasnya sebagai referensi bagi masyarakat dalam memperoleh berita. Nah
berkorelasi dengan pemberitaan yang beredar misalnya bertemakan tentang agama,
terdapat kecenderungan masyarakat menerima berita tersebut mentah begitu saja
tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Sejumlah berita yang bertendensi
agama seringkali digoreng (baca: dipelintir sedemikian rupa) dan menyebar secara radikal di media sosial dan telah
menjadi konsumsi masyarakat secara luas. Padahal permasalahan tersebut masuk
dalam ranah privasi orang per orang. Sudah barang tentu isu yang sensitif jika
diangkat terus ke permukaan akan terjadi gesekan yang menimbulkan perpecahan.
Dalam hal ini, media-media Islam pun tidak tinggal diam
dan merasa perlu terlibat aktif demi menciptakan kerukunan dan harmonisasi intra dan
antar umat beragama. Sesuai dengan asas Islam, konsep tabayun atau istilah
kerennya cek ‘n ricek maka diperlukan konfirmasi sebelum menyebarluaskan
informasi. Secara perlahan media-media Islam telah menjadi bagian dalam
penguatan Islam ‘wasathiyah’ atau menjadi penengah dan
moderasi kehidupan beragama di tengah masyarakat.
dan merasa perlu terlibat aktif demi menciptakan kerukunan dan harmonisasi intra dan
antar umat beragama. Sesuai dengan asas Islam, konsep tabayun atau istilah
kerennya cek ‘n ricek maka diperlukan konfirmasi sebelum menyebarluaskan
informasi. Secara perlahan media-media Islam telah menjadi bagian dalam
penguatan Islam ‘wasathiyah’ atau menjadi penengah dan
moderasi kehidupan beragama di tengah masyarakat.
Foto Diskusi Interaktif Peserta dengan Narasumber (dokpri) |
Oleh karena itu, sebagai mitra strategis Bimas Islam di
bidang kehumasan, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dalam hal ini merasa terpanggil
dan turut ambil bagian dalam peningkatan kualitas narasi dan literasi
media-media Islam. Salah satunya yaitu Ditjen Bimas Islam berperan serta dan
berkomitmen menjalin kemitraan strategis, sekaligus meningkatkan kualitas
pemberitaan di media-media daring dalam sebuah pelatihan.
bidang kehumasan, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dalam hal ini merasa terpanggil
dan turut ambil bagian dalam peningkatan kualitas narasi dan literasi
media-media Islam. Salah satunya yaitu Ditjen Bimas Islam berperan serta dan
berkomitmen menjalin kemitraan strategis, sekaligus meningkatkan kualitas
pemberitaan di media-media daring dalam sebuah pelatihan.
Kegiatan sejenis ini bukan baru sekali ini saja dimana
pada tahun-tahun sebelumnya telah mengadakan pelatihan berupa pembuatan video
pendek, pelatihan pembuatan infografis, pelatihan pembuatan hard news, feature,
penyusunan standar literasi dan lainnya. Maka tahun ini atas inisiasi Ditjen
Bimas Islam kembali menyelenggarakan camp bertajuk Pelatihan Literasi Informasi bagi
Generasi Milenial.
pada tahun-tahun sebelumnya telah mengadakan pelatihan berupa pembuatan video
pendek, pelatihan pembuatan infografis, pelatihan pembuatan hard news, feature,
penyusunan standar literasi dan lainnya. Maka tahun ini atas inisiasi Ditjen
Bimas Islam kembali menyelenggarakan camp bertajuk Pelatihan Literasi Informasi bagi
Generasi Milenial.
Foto bersama para peserta Pelatihan Literasi Informasi bagi Generasi Milenial |
Agenda ini diikuti oleh 80 orang peserta yang terdiri 20
peserta dari Ditjen Bimas Islam tingkat pusat, dan 60 peserta sisanya merupakan
generasi milenial yang terdiri dari organisasi pemuda, mahasiswa/i, komunitas
generasi muda muslim, influencer
media sosial, praktisi jurnalistik, dan pejabat atau staf di lingkungan Ditjen
Bimas Islam. Tidak ketinggalan mengundang beberapa rekan Bloger dari komunitas BloggerCrony
Community.
peserta dari Ditjen Bimas Islam tingkat pusat, dan 60 peserta sisanya merupakan
generasi milenial yang terdiri dari organisasi pemuda, mahasiswa/i, komunitas
generasi muda muslim, influencer
media sosial, praktisi jurnalistik, dan pejabat atau staf di lingkungan Ditjen
Bimas Islam. Tidak ketinggalan mengundang beberapa rekan Bloger dari komunitas BloggerCrony
Community.
Foto bersama Blogger Crony Community |
Pelatihan tersebut dilaksanakan di Aston Kartika Grogol
Hotel di bilangan Grogol, Jakbar selama 3 hari mulai dari 24 Juni 2019 hingga
26 Juni 2019. Kegiatan ini diselenggarakan dengan pemaparan dari narasumber dan
diskusi Interaktif. Beberapa narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut
diantaranya meliputi Dirjen Bimas Islam; Sekretaris Ditjen Bimas Islam; Staf
Ahli Kemenag; Kepala Bagian Data, SI dan Humas; Kementeiran Komunikasi dan
Informatika; Dewan Pers; Direktorat Cyber
Crime.
Hotel di bilangan Grogol, Jakbar selama 3 hari mulai dari 24 Juni 2019 hingga
26 Juni 2019. Kegiatan ini diselenggarakan dengan pemaparan dari narasumber dan
diskusi Interaktif. Beberapa narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut
diantaranya meliputi Dirjen Bimas Islam; Sekretaris Ditjen Bimas Islam; Staf
Ahli Kemenag; Kepala Bagian Data, SI dan Humas; Kementeiran Komunikasi dan
Informatika; Dewan Pers; Direktorat Cyber
Crime.
Semula di dalam rundown
kegiatan tidak menjadwalkan pemateri dari Menag namun melihat antusiasme dan
viralnya acara tersebut di media sosial yang notabene didominasi oleh kalangan
milenial hingga membuat Menteri Agama RI Bapak Lukman Hakim Saifuddin turut
pula menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan beliau pada hari tersebut.
kegiatan tidak menjadwalkan pemateri dari Menag namun melihat antusiasme dan
viralnya acara tersebut di media sosial yang notabene didominasi oleh kalangan
milenial hingga membuat Menteri Agama RI Bapak Lukman Hakim Saifuddin turut
pula menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan beliau pada hari tersebut.
Diskusi bersama Menag RI dan Ditjen Bimas Islam di hadapan para peserta |
Kenapa sih kita mudah sekali percaya hoax?
Julid, nyinyir, bully,
saling hasut, sifat membenci secara berlebihan, abused power, hatred dan
istilah label buruk lainnya tak ayal sudah menjadi pemandangan yang menghiasi
status dan komentar linimasa akun media sosial milik kita sehari-hari.
saling hasut, sifat membenci secara berlebihan, abused power, hatred dan
istilah label buruk lainnya tak ayal sudah menjadi pemandangan yang menghiasi
status dan komentar linimasa akun media sosial milik kita sehari-hari.
Parahnya lagi kita sedang memasuki era post truth. Sebuah kondisi dimana fakta
tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan
emosi dan keyakinan personal. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya atau
kemunculan ancaman HOAX atau berita bohong.
tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan
emosi dan keyakinan personal. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya atau
kemunculan ancaman HOAX atau berita bohong.
contoh berita Hoax Berbasis Tendensi Agama (dok kumparan.com) |
Kenapa Isu Hoax atau Berita Bohong merasa
perlu diangkat oleh Bimas Islam?
perlu diangkat oleh Bimas Islam?
Pertama, Indonesia memiliki jumlah penduduk mayoritas
pemeluk agama Islam.
pemeluk agama Islam.
Kedua, Tugas atau Fungsi Bimas Islam sendiri yang
meliputi hampir seluruh aspek keagamaan bagi kemaslahatan umat.
meliputi hampir seluruh aspek keagamaan bagi kemaslahatan umat.
Ketiga, adanya inovasi dari Ditjen Bimas Islam yang
menyesuaikan perkembangan zaman.
menyesuaikan perkembangan zaman.
Terakhir yang keempat adalah faktor tahun politik yang
mempengaruhi stabilitas kontrol sosial kemasyarakatan.
mempengaruhi stabilitas kontrol sosial kemasyarakatan.
Karena pada dasarnya visi dan misi dari Bimas Islam itu
sendiri adalah terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama dan
sejahtera lahir batin. Serta meningkatkan kualitas bimbingan, layanan keagamaan
dan pemberdayaan potensi ekonomi umat Islam di Indonesia.
sendiri adalah terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama dan
sejahtera lahir batin. Serta meningkatkan kualitas bimbingan, layanan keagamaan
dan pemberdayaan potensi ekonomi umat Islam di Indonesia.
Bapak Tarmizi Tohor selaku Ditjen Bimas Islam RI |
Dalam paparan Ditjen Bimas Islam Bapak Tarmizi Tohor sempat menyebut dan
menuturkan isu-isu aktual di bidang Bimas Islam yang sedang hangat dan penting
untuk dibahas. Beberapa hal meliputi pernikahan dini, perceraian di usia muda,
pendataan mesjid di tanah air, kartu nikah, para mubaligh digital dan lain sebagainya. Termasuk mengenai pemahaman literasi bagi generasi muda.
menuturkan isu-isu aktual di bidang Bimas Islam yang sedang hangat dan penting
untuk dibahas. Beberapa hal meliputi pernikahan dini, perceraian di usia muda,
pendataan mesjid di tanah air, kartu nikah, para mubaligh digital dan lain sebagainya. Termasuk mengenai pemahaman literasi bagi generasi muda.
Apabila hal ini tidak dibekali sejak dini yang ditakutkan nantinya akan menjadi generasi
intoleran dan paham sempit. Besar harapan dengan kegiatan semacam ini akan
menjadi modal bagi kalangan milenial dalam hidup rukun dan berdampingan serta
bekal dalam menyaring informasi yang mereka peroleh agar lebih cerdas
menghadapi perkembagan zaman termasuk bijak terhadap penggunaan teknologi.
intoleran dan paham sempit. Besar harapan dengan kegiatan semacam ini akan
menjadi modal bagi kalangan milenial dalam hidup rukun dan berdampingan serta
bekal dalam menyaring informasi yang mereka peroleh agar lebih cerdas
menghadapi perkembagan zaman termasuk bijak terhadap penggunaan teknologi.
Semoga ke depannya pihak Bimas Islam juga dapat terus berinovasi mengadakan
kegiatan berbasis literasi digital dan terus istiqomah berpihak pada
masyarakat. Agenda seperti ini tidak hanya berhenti pada persoalan ini saja
tapi isu-isu lain yang menyangkut kemaslahatan umat agar lebih efektif dan
tepat guna antar lintas generasi mulai dari yang muda hingga tua yang menjadi
pemangku kepentingan.
kegiatan berbasis literasi digital dan terus istiqomah berpihak pada
masyarakat. Agenda seperti ini tidak hanya berhenti pada persoalan ini saja
tapi isu-isu lain yang menyangkut kemaslahatan umat agar lebih efektif dan
tepat guna antar lintas generasi mulai dari yang muda hingga tua yang menjadi
pemangku kepentingan.
Amin ya rabbal alamiin.
Tangkal Hoax dengan Banyak Membaca |
Yuk marilah
kita #saringsebelumsharing dengan meningkatkan kemampuan #literasibimasislam demi #JagaKebersamaanUmat.
kita #saringsebelumsharing dengan meningkatkan kemampuan #literasibimasislam demi #JagaKebersamaanUmat.
Valka
July 17, 2019Waah seru banget acaranya. Kadang suka enggak habis pikir deh dengan orang-orang yang suka nyebarin hoax. Mereka gak takut dosa apa ya 😅 mudah2an semakin banyak masyarakat Indonesia yang selektif dalam memilih dan menyebarkan informasi ya.