Bagaimana masa depan milenial dalam menangkal radikalisme?
By SamAzhar
Bagaimana masa depan milenial dalam menangkal radikalisme?
“Teduh seperti angin semilir, Tenang seperti air mengalir”
Kutipan di atas kurang lebih mengilustrasikan bahwa ketenangan akan membawa kedamaian bagi seluruh alam.
Bagaikan dua sisi mata uang, sudah kodrat manusia memang sebagai makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan yang memiliki sifat atau perangai yang baik dan buruk. Oleh sebab itu tidak dipungkiri lagi bahwa karena ulah mereka lah perpecahan dan kerusakan di muka bumi ini terjadi. Perbedaan sudut pandang dan idealisme seringkali membuat kerenggangan yang meruntuhkan tatanan persatuan dan kesatuan.
Tak pelak peperangan sering terjadi dimana saja dan tak bisa terhindarkan. Bahkan sejak dahulu penjajahan dan perebutan kekuasaan telah merebak ke banyak negara di dunia. Kurang lebih sama halnya seperti di negara kita tercinta. Meskipun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya secara yuridis pada tahun 1945 namun bukan berarti telah merdeka seutuhnya. Banyak faktor yang menjadi penyebab di antaranya kepentingan dan kekuasaan.
Sekalipun rezim orde baru telah tumbang tapi tetap saja praktik demokrasi di negara kita belumlah terlaksana dengan baik. Salah satunya akulturasi budaya dan paham barat yang turut menyumbang perbedaan konsep pemikiran masing-masing masyarakat. Apalagi di jaman kiwari seperti sekarang ini arus informasi begitu deras dan kurangnya filter sehingga membuat setiap orang dengan mudahnya mengakses dan menyebarkan informasi. Tak sedikit bermunculan konten yang berisikan tentang kebohongan (hoax) dan kebencian (hate speech).
Di era industri 4.0 dimana segala sesuatu berhubungan dengan internet. Seyogyanya kita harus memilah dan memilih konten mana sajakah yang harus diserap dan mana yang harus kita abaikan. Agar terhindar dari gelombang radikalisme dan ekstrimisme yang akan merusak generasi selanjutnya. Dari sinilah negara harus hadir khususnya pemerintah supaya pertahanan dan keamanan negara tetap terjaga.
Jika berbicara mengenai pertahanan negara berarti untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negaranya. Sedangkan keamanan negara diartikan secara harfiah merupakan penyederhanaan bentuk kebebasan dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan dan ketakutan. Keamanan sendiri lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar.
Jika ditarik kesimpulan berarti pertahanan itu masuk ke ranah ke luar seperti bela negara dan melindungi batas-batas wilayah negara. Sedangkan keamanan diartikan ke dalam dimana melindungi urusan domestik atau dalam negeri. Tidak usahlah berbicara ke luar tapi urusan yang di dalam yang perlu dibenahi. Kita perlu meruntuhkan ego dan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama. Meski kecanggihan teknologi telah memudahkan pekerjaan manusia tapi tetap saja harus ada aturan yang membentengi kebebasan kita.
Nah dari situlah pentingnya literasi bagi para millenial. Di pundak merekalah harapan dan masa depan suatu bangsa dipertaruhkan. Ledakan populasi generasi milineal menjadi cerminan bagaimana peradaban suatu negara terlihat. Mulai dari sekarang lah generasi sebelumnya memberikan edukasi dan wawasan bagaimana seharusnya milenial berkreasi. Tak usah menunggu nanti dan tidak pakai tapi.
Banyak cara yang bisa kita lakukan termasuk membuat konten yang lebih positif demi persatuan, kesatuan dan persaudaraan serta tercapainya di dunia.