19 C Jakarta
Thursday 21st November 2024
Berbekal Ide Olahan Cimol, Cika Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Hingga Gol
By azharssc

Berbekal Ide Olahan Cimol, Cika Sukses Berdayakan Ekonomi Masyarakat Hingga Gol

Hidup itu bagaikan roda yang sedang berputar. Terkadang ada di atas dan terkadang berada di bawah. Jika bukan karena keterpaksaan atau bertahan hidup, tidak ada yang menyangka seseorang akan menjadi wirausaha (entrepreneur) sukses di usia yang masih terbilang muda.

Siapa yang mengira semua itu bermula dari ide bekal makanan yang dibuat dari rumah kemudian dibawa ke sekolah. Justru berbekal kudapan tadi mampu berdampak secara signifikan menjadi pembuka jalan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

Siapa sih yang nggak kenal dengan cimol? Begitu mendengar kudapan satu ini pastilah membuat lidah bergoyang dibuatnya. Cimol merupakan akronim dari aci (tepung tapioka) dan cemol (baca: cemilah atau artinya dimakan) setelah digoreng. Eits, jangan anggap remeh cemilan satu ini.

Berkat tangan perempuan hebat satu ini dari bisnis skema waralaba gratisnya, sukar dipercaya bisa menembus omzet hingga mencapai puluhan juta per bulannya. Tak ayal jika ia mendapat julukan sebagai Ratu Cimol dari daerah asalnya. Lewat caranya itulah taraf hidup masyarakat semakin berdaya.

Profil Cika, Ratu Cimol dari Banyumas

Semangat berwirausaha memang tidak memandang usia. Seperti yang dilakukan perempuan yang memiliki nama lengkal Resika Caesaria, berasal dari Banyumas, Jawa Tengah, merintis usaha cimol yang diberi nama dagang “Ratu Cimol Banyumas” ketika usianya belia baru menginjak 16 tahun.

Cika, begitu ia akrab disapa, merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Kebetulan ayahnya telah memasuki usia lanjut ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2005, yang pensiun sebagai supir karena penglihatannya yang sudah tidak awas lagi. Sementara itu di sisi lain, studinya membutuhkan banyak biaya, dari uang sekolah hingga uang saku. Dengan kondisi Ibunya yang sudah tiada.

Cika mengungkapkan, ia mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Bayangkan ia bisa memiliki usaha sendiri di usia muda dan hanya bermodal Rp63 ribu. Dirinya menyebut ada banyak tantangan yang ia hadapi ketika memulai usaha cimol. Dahulu, Cika sempat berpikir dagangannya tidak akan laku. Jauh sebelum akhirnya konsisten berjualan cimol, ia pun pernah coba membuat kue, namun berjalan sukses.

Berlanjut usaha batagor, juga juga kurang dapat respon positif. Hingga pada akhirnya bertemu pedagang cimol, lalu bertukar resep. Nah dari situlah pertama kali dicoba buat dan memberanikan dibawa ke sekolah dan dijajakan ke teman-temannya.

Tak ada yang menduga jika kelezatan cimol buatan Cika populer dan secara cepat menyebar. Pesanan demi pesanan pun mulai berdatangan. Sejak berjualan di rumah, pelanggannya lebih sering beli di rumah karena mencari cimol yang masih hangat. Berawal dari situ, Cika dapat kemampuan dalam berwirausahanya mulai ditempa. Sudah pasti banyak tantangan yang dihadapi. Salah satunya bagaimana dalam membangun mental wirausaha.

Tak lama berselang begitu lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Purwokerto, Cika tetap menjalankan usahanya dengan membawa cimol dari rumah untuk dijajakan kepada konsumen di Purwokerto. Lokasi penjualannya di kawasan kampus, karena dinilai pasarnya lebih potensial. Cika mengaku tidak merasa malu atau rendah diri dengan teman-teman sebaya di kampusnya karena kuliah sambil berjualan di tepi jalan. Ia menjalankan usahanya didasari rasa senang dan hati ikhlas.

Setelah lulus kuliah pada 2013, Cika semakin mantap untuk mengembangkan usahanya. Beliau pun mendirikan waralaba dengan nama Made Arizka. Nama yang diambil dari singkatan nama dalam anggota keluarganya, yaitu Maksi, Dewi, Agus, Riza, dan Cika. Selain itu, dia juga berinovasi dengan membuat aneka varian rasa cimol mulai dari rasa pedas, jagung manis, balado, barbeque, keju hingga pizza. Usahanya pun kian meningkat dengan omzet menembus Rp 90 juta per bulan.

Cika juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, serta media online lain untuk promosi usaha. Dengan cara tersebut, Cika bisa mengikuti perkembangan zaman untuk semakin mengepakkan lagi usahanya. Pihaknya tidak berhenti mempromosikan pada berbagai kesempatan, mulai dari radio sampai media sosial seperti FB, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Prinsipnya adalah selalu berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman. 

Konsep bisnis dengan Skema Waralaba (franchise) Gratis Milik Made Arizka

Ada hal yang menarik, Cika merasa tidak ingin sukses sendirian. Dirinya pun berinisiatif menawarkan bisnis ke warga sekitar dengan sistem waralaba. Namun berbeda dengan waralaba pada umumnya, Cika memberikan inventaris secara gratis mulai dari gerobak motor atau dorong, wajan, tempat bumbu, alat capit, sorok, hingga motor kepada para pengguna waralabanya. Cika sendiri mengusung konsep bisnis sosial, dimana setiap bulan dari keuntungan 100 persen itu dibagi menjadi dua bagian. 70 persen digunakan untuk pengembangan, 30 persen digunakan untuk sosial.

Untuk satu mitra, biasanya Cika mengeluarkan anggaran sekitar Rp 4 – 5 juta. Uang sebanyak itu ia gunakan untuk membiayai segala keperluan berdagang sang mitra. Semua biaya tersebut dalam tanggungan Cika. Kondisi ini terkadang membuat ia kesulitan. Lewat cara inilah, Cika berusaha membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Ia mengakui hanya menerima mitra yang akan berjualan cimol sendiri, bukan mereka yang punya modal besar dan merekrut karyawan lagi untuk memasarkannya.

Ratu Cimol dari Banyumas

Sebelum menyetujui kerja sama bisnis, biasanya ia survei ke calon mitra. Para pengangguran yang ingin berbisnis tapi tidak memiliki modal juga bisa bekerja sama dengan Cika. Beliau terjun langsung ke lapangan untuk survei. Jika sudah memenuhi persyaratan, baru mereka sepakat menjadi rekan bisnis.

Uniknya lagi, ia tidak mengambil profit usaha, karena seluruh keuntungan diberikan kepada pelanggan dan pembayarannya dapat dilakukan setelah barang habis terjual. Yang beliau ambil hanya keuntungan dari penjualan bahan baku, itu pun hanya sedikit sekali. Pada 2014, usaha franchise Cika memiliki 60 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan pengangguran. Sementara pada 2017 lalu ada 200 mitra yang bergabung dengan Cika. Kemudian di  2020, mitranya telah mencapai lebih dari 600-an mitra.

Gerai waralaba Made Arizka hadir di sekitar Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Rencana ke depan untuk ekspansi kembali memperluas pasar hingga ke Purbalingga, Banjarnegara, Brebes. Bahkan jika dimampukan se-Indonesia. Dalam usaha berbagi tersebut, Cika menerapkan gratis satu poin seharga Rp 1.000 untuk setiap mitra usaha yang membeli cimol di atas Rp 50.000.

Sedang dalam menjalankan kemitraan, ia membuat perjanjian dengan rekan bisnisnya bahwa pembelian bahan baku berasal dari Cika. Jika mitra tersebut kemudian berbuat curang,  misalnya membeli bahan baku dari pihak lain atau membuatnya sendiri, Cika tak mau ambil pusing. Cika mengungkap karena niatnya hanya ingin menolong, kalau ada yang berbuat begitu, itu urusannya dengan sang pencipta Allah SWT.

Dari Penghargaan SATU Indonesia Awards hingga Bertahan Saat Pandemi

Berkat kegigihannya dalam mengembangkan konsep waralaba cimol, Cika, akrab bahkan berhasil menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014. Ia meraih apresiasi yang diberikan oleh pihak PT Astra International Tbk ini untuk bidang kewirausahaan. Selain menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2014, Cika juga pernah menerima apresiasi She Can Awards tahun 2015. Selanjutnya menjadi juara dalam Pameran Jajanan Nasional di Wonogiri, Jawa Timur.

Selama pandemi pihaknya melakukan pemberdayaan bidang edukasi dengan pengalihan model bisnis berbasis online untuk para mitra. Hingga November 2020, tercatat peningkatan omzet mencapai 100%. Cika memberikan edukasi tatacara penjualan secara online melalui media sosial, diantaranya mengedukasi cara memanfaatkan Wattsapp sebagai sarana penjualan secara daring. Di tengah pandemi COVID-19, Cika memberikan edukasi kepada 600 mitra untuk beralih ke penjualan secara online. Seperti halnya mengajari cara menggunakan Whatsapp hingga cara berjualan melalui media sosial.

Ratu Cimol dari Banyumas

Kepada peserta webinar yang diikuti 600 mitra tersebut, pendiri usaha Made Arizka ini memberikan berbagai tips dan inovasi yang harus dilakukan. Untuk mempertahankan bisnisnya bersama para mitra dengan menjalankan strategi penjualan Cimol frozen secara online. Kondisi yang sulit di masa pandemi Covid 19 menghadirkan harapan baru untuk para pelaku wirausaha. Upaya pemasaran produk secara daring tetap dilakukan melalui banyak media, media sosial, marketplace hingga website yang dikelola secara mandiri. Kunci untuk menguasai pemasaran secara daring adalah menyiapkan produk berkualitas dengan harga bersaing serta menguasai celah untuk menempatkan iklan produk di tempat yang tepat sehingga mudah dikenal oleh calon konsumen.

Pelajaran Hidup dari Cerita Sukses Cika si Ratu Cimol

Siapa sangka dari yang semula hanya memiliki 200 mitra, Cika sekarang dapat membantu memberdayakan 400 mitra. Bayangkan saja kalau satu mitra menghidupi empat anggota keluarga, berarti terdapat 1600 orang yang hidupnya bergantung pada usaha cimol ini. Menurut Cika, usaha yang telah ia rintis sejak sembilan tahun lalu itu membuatnya tidak berhenti bersyukur, lantaran bukan hanya mampu menghidupi perekonomian keluarganya di rumah saja namun mampu memberikan harapan baru dan kesempatan kepada orang-orang yang membutuhkan pekerjaan di luar sana. Cika mengungkapkan semoga melalui kedua tangannya bisa dijadikan perantara Allah untuk membuka rezeki mereka kelak. Aamiin

  • No Comments
  • October 20, 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *